Rabu, 23 April 2014 | | 0 komentar

Waktu

BIARKANLAH WAKTU MENJAWABNYA


Dalam kehidupan semua hal yang kita lalui takkan kembali lagi,karena bumi hanya berputar pada porosnya,selamanya seperti itu. Tentunya tidak berputar kebelakang lagi. Sama halnya dengan kehidupan yang dijalani kita tidak mungkin kembali ke masa lalu. Masa yang seharusnya tidak membuat waktu kita untuk terus menoleh kebelakang. Waktu yang mempertemukan,waktu pula yang memisahkan. Hal seperti ini selalu dilalui dengan berfikir jelas bahwa ini adalah takdir. Dimana dalam pertemuaan ada perpisahan,perpisahan yang membawa kita kembali dalam pertemuan. Namun pertemuan ini adalah sebuah awal memulai kembali sebuah perkenalan baru. Butuh waktu untuk bisa saling mengenal dengan seseorang.

Memiliki kisah dalam setiap kejadiaan yang telah dilalui,baik kisah yang menyenangkan maupun menyedihkan. Tetapi perpisahan adalah hal yang mengerikan dalam hidup kita. 
Berpisah dengan orang-orang yang pernah menjadi bagian dari hidup kita sangatlah sulit untuk dilupakan. Seperti yang dimaksud yaitu saling berbeda kehidupan,dan berbeda alam. Hal itu memang membutuhkan waktu yang sangat lama untuk di ikhlaskan. Itu bagi mereka yang mengalami hal demikian tentu sangat sulit terlupakan.

Ada kalanya kita akan saling membutuhkan,dimana kita mungkin akan membutuhkan seseorang yang pernah kita benci,yang pernah kita tinggalkan di masa lalu. Tetapi apakah kita akan merasa malu atau gengsi untuk meminta pertolongan kepadanya? Apakah kita tidak pernah merasakan bagaimana perasaan seseorang yang telah kita tinggalkan,dengan alasan membencinya? Kita tentu tidak ingin mengetahuinya,karena saat itu kita hanya bersifat egois,mementingkan diri sendiri. Padahal yang kita tau kita pernah bersama,berbagi kisah,berbagi cerita. Dikala susah maupun senang. Walaupun sebenarnya mereka pernah melakukan kesalahan yang fatal. Setidaknya seseorang itu merasa bersalah atas sikapnya. Meski kata maaf tidak dapat memperbaiki segalanya.

Ada banyak persoalan mengapa masa lalu itu terkadang susah untuk dilupakan,itu hanya tergantung dari orang-orang yang mengalami dan merasakannya. Lika-liku kehidupan yang pernah dilaluinya bersama. Sama seperti ketika masa sekolah,dimana masa itu kita mendapatkan berbagai pengalaman. Dari persahabatan dan cinta sejati.

Dalam persahabatan ada suka maupun duka. Sama seperti ketika kita membenci seseorang yang entah kenapa malah menjadi sahabat. Yah,sahabat tempat berbagi kisah,cerita dan keluhan. Sahabat yang membantu dan memberikan saran. Disinilah dalam kebersamaan yang membuat suatu kenangan yang akan terus teringat. Itu sebabnya dalam melalui hari-hari itu,ada banyak orang yang membuat masa sekolahnya menjadi tempat bahagianya untuk selalu diingat, dan dijadikan sebuah pelajaran hidup dari pengalaman yang telah dilaluinya. Setelah hari-hari yang dilaluinya bersama mereka sadar dalam pertemuan akan ada perpisahan juga
.
Masa sekolah memang sangat dipenuhi berbagi pengalaman hidup,begitu juga dengan cinta. Cinta mempertemukan seseorang untuk bisa terus bersama. Namun ada kalanya mereka harus terpisah dengan satu tujuan yang baik nantinya. Ada banyak hal yang membuat mereka bisa bertahan hingga menjalin sebuah hubungan yang serius dan nyata. Di masa sekolah cinta hanyalah sebuah perkenalan awal,mungkin awal dari keseriusan atau bersifat sementara. Tergantung dari mereka yang menjalaninya.

Tapi dari pengalaman itu semua,kita hanya bisa percaya pada keajaiban. Bahwa perpisahan bukanlah akhir dari segalanya. Bisa saja perpisahan itu hanya sementara,hanya untuk mencari kehidupan lain dengan tujuan belajar untuk persiapan dimasa depan nanti. Asalkan kita tidak melupakan dan mengenang masa-masa yang telah dilalui,jadikanlah bahwa ini adalah pelajaran hidup. Kelak suatu saat nanti kita akan dipertemukan lagi dengan orang-orang yang pernah menjadi kebahagiaan di kehidupan kita,pastinya dengan waktu yang tepat. Oleh karena itu biarkanlah waktu yang akan menjawab semuanya.....

                                                                    Created by

                                                               Isna Pholan Devi